cover
Contact Name
Sonya Sulistyono, ST., MT., IPM.
Contact Email
sonya.sulistyono@unej.ac.id
Phone
+62331-410241
Journal Mail Official
jrsl.sipil@unej.ac.id
Editorial Address
Universitas Jember
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan
Published by Universitas Jember
ISSN : -     EISSN : 25489518     DOI : https://doi.org/10.19184/jrsl.v3i2
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan (JRSL) adalah jurnal peer-review nasional dan akses terbuka. Artikel penelitian yang diterbitkan mencakup semua aspek teknik sipil, termasuk Rekayasa Struktural, Rekayasa dan Manajemen Transportasi, Manajemen Konstruksi, Rekayasa Hidro, Rekayasa Geoteknik, dan Rekayasa Lingkungan.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN" : 10 Documents clear
COMPARISON OF SCS UH AND CLARK METHODS FOR RAINFALL–RUNOFF MODEL IN DELUWANG WATERSHED Muhammad Arifin; Entin Hidayah; Wiwik Yunarni Widiarti
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (890.524 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.6845

Abstract

Deluwang River water source is widely used for the needs of irrigation, plantation, and the fulfillment of domestic life. Given the importance of the role of water in Deluwang watershed, then he had to do the management of watershed. The proper management of watershed hydrological modeling requires accurate. Rainfall-runoff using HEC-HMS applications. This research aims tocomparison 2 methods in direct runoff. Therefore this study uses two methods, namely SCS Unit Hydrograph method and method of Clark Unit Hydrograph. On the calibration process using daily rainfall data and daily debit year 2006, whereas in the validation process using daily rainfall data and daily debit years 2007 to 2012. The results of the calibration using Clark Unit Hydrograph method better than using SCS Unit Hydrograph method with Nash's value 0,700 than 0,539. While the results of the validation of modeling using Clark Unit Hydrograph method is better than using SCSUnit Hydrograph method with a value of Nash 0,541 than 0,368. Sungai Deluwang sumber airnya banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi, perkebunan, serta pemenuhan kehidupan rumah tangga. Mengingat pentingnya peranan air pada DAS Deluwang, maka perlu dilakukannya pengelolaan DAS. Pengelolaan DAS yang tepat membutuhkan pemodelan hidrologi yang akurat. Pemodelan hujan aliran menggunakan aplikasi HEC-HMS. Penelitian ini bertujuan membandingkan 2 metode yang terdapat pada direct runoff. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode SCS Unit Hydrograph dan metode Clark Unit Hydrograph. Pada proses kalibrasi menggunakan data curah hujan harian dan debit harian tahun 2006, sedangkan pada proses validasi menggunakan data curah hujan harian dan debit harian tahun 2007 sampai 2012. Hasil kalibrasi menggunakan metode Clark Unit Hydrograph lebih bagus dibandingkan menggunakan metode SCS Unit Hydrograph dengan nilai Nash 0,700 berbanding 0,539. Sedangkan hasil validasi pemodelan menggunakan metode Clark Unit Hydrograph lebih bagus dibandingkan menggunakan metode SCS Unit Hydrograph dengan nilai Nash 0,541 berbanding 0,368.
EVALUATION OF FLEXIBLE PAVEMENT DAMAGE DEGREE WITH PAVEMENT CONDITION INDEX METHOD (CASE STUDY: ARGOPURO ROADS - BANYUWANGI STA. 0+000 TO STA. 2+600) Willy Kriswardhana; Dewi Junita Koesoemawati; Trio Sagita Susanto
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1398.885 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.6892

Abstract

Argopuro Roads Banyuwangi Regency with a length of 2.6 km is a switching route for heavy vehicles and buses from the north of Banyuwangi to Jember. The increase in traffic volume from year to year as well as the construction of factories and warehouses along the roads resulted in a decrease in road capability to receive loads on it. To know the type and the extent of damage occurring on Argopuro Roads is done a research which will be able to determine the appropriate type of maintenance. The determination of road condition is done by Pavement Condition Index method (PCI). Road improvement is calculated by using the component analysis method from Department of Highways Regulation No. 378/KPTS/1987. Based on the result of research, the index value of pavement condition in survei by using PCI method is 58.07. The improvement of road is done in the segment with the failure condition to the fair with the handling of the improvement in the form of recontruction. Based on the calculation result in this research, it resulted that the pavement structure has thickness of 10 cm surface course, thickness of 25 cm base course, and thickness of 63 cm sub base course. Ruas Jalan Argopuro Kabupaten Banyuwangi dengan panjang ruas 2.6 km merupakan jalur pengalih untuk kendaraan berat dan bus dari arah utara kota Banyuwangi menuju Kota Jember. Adanya peningkatan volume lalu lintas dari tahun ke tahun serta pembangunan sejumlah pabrik dan gudang pada sepanjang ruas jalan tersebut mengakibatkan menurunnya kemampuan jalan untuk menerima beban di atasnya. Untuk mengetahui jenis dan tingkat kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Argopuro, dilakukan penelitian yang dapat menentukan jenis pemeliharaan yang sesuai. Penentuan kondisi jalan dilakukan dengan metode Pavement Condition Index (PCI). Perbaikan jalan dihitung dengan menggunakan metode analisa komponen dari peraturan Departemen Bina Marga Nomor 378/KPTS/1987. Berdasarkan hasil penelitian, nilai indeks kondisi pekerasan jalan yang disurvei dengan menggunakan metode PCI yaitu 58,07. Perbaikan jalan dilakukan pada segmen dengan kondisi gagal (fail) hingga sedang (fair) dengan penanganan perbaikan berupa rekonstruksi. Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian ini menghasilkan struktur perkerasan jalan dengan ketebalan tebal lapis permukaan 10 cm, tebal lapis pondasi atas sebesar 25 cm, dan tebal lapis pondasi bawah setebal 63 cm.
COMPARATIVE STUDY OF THE BEHAVIOUR OF BUILDING STRUCTURE OF HOTEL DAFAM LOTUS JEMBER BY USING MOMENT RESISTING FRAME AND ECCENTRICALLY BRACED FRAME Reza Kurniawan; Dwi Nurtanto; Gati Annisa Hayu
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.529 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.7435

Abstract

Eccentrically Braced Frame (EBF) is one of several types of braces that can be used in steel building. EBF has a good stiffness and ductility to withstand earthquake load. In EBF itself there are 3 types of links, namely: Long Link, Intermediate Link, and Short Link. Meanwhile, MRF of Moment resisting Frame is a structural system where the beams and columns are connected rigidly. MRF has a good ductility in accepting load even it has no lateral braces installed. In this research the Dafam Lotus Jember hotel consisting of 10 floors with total height of 33,6 m is modeled as a MRF system structure and steel structure equipped with EBF short link. The objective of this research is to compare the effectiveness of EBF and MRF in terms of displacement, axial force, shear force, and moment occurring in buildings. The modeling results show that EBF with short link has smaller displacement value compared to MRF. The difference between the two is 86,99%. In terms of axial force, shear force, and moment, EBF has smaller values than MRF. The differences are 79,76%, 53,91%, and 10,48% respectively. These results indicate that EBF has better capacity compared to MRF. Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat intensitas kegempaan yang tinggi. Ini menjadikan Indonesia tidak terhindarkan dari dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh gempa bumi, yaitu menyebabkan kerusakan insfrastruktur fisik. Peraturan gempa SNI 03-1726-2012 membahas mengenai bresing sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menangani masalah gempa. Eccentrically Braced Frame (EBF) adalah salah satu jenis bresing yang memiliki kekakuan dan daktilitas yang baik jika dibandingkan dengan Concentrically Braced Frame (CBF) yang hanya memiliki kekakuan yang baik. Selain itu terdapat pula Moment Resisting Frame (MRF) yaitu salah satu sistem struktur yang memiliki sifat daktail. Melihat permasalahan yang ada, maka pembahasan ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dari EBF menggunakan short link dengan MRF apabila diaplikasikan pada bangunan Hotel Dafam Lotus Jember 10 lantai yang memiliki tinggi 33,6 m. Adapun efektivitas yang dibadingkan disini adalah nilai story displacement dan gaya dalam (momen, gaya geser, dan gaya aksial) yang terjadi. Hasil analisa dengan bantuan program analisa struktur menunjukkan bahwa EBF menggunakan short link memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan MRF dalam menerima beban yang bekerja. Dari segi story displacement, selisih prosentasenya adalah 86,99% sedangkan untuk gaya dalam yang meliputi momen, gaya geser, dan gaya aksial, selisihnya secara berturut-urut adalah 79,76%, 53,91% dan 10,48%. Hal ini menunjukkan bahwa EBF menggunakan short link lebih efektif jika dibandingkan dengan MRF.
PLANNING OF SOFT SOIL IMPROVEMENT WITH PRELOADING AND PREFABRICATED VERTICAL DRAIN METHOD Ana Crosita Ningsih; Luthfi Amri Wicaksono; Mokhamad Farid Ma'ruf
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1213.065 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.7543

Abstract

The northern coastal areas of Java such as Gresik and surrounding areas have a soil structure of alluvium consisting of gravel / coral, sand, clay soil and shells. Soil basic conditions are soft enough to cause land subsidence (settlement). The need for rapid construction causes the urban areas to become less and more for development land. This requires the improvement of soft soil to be used as a building site. As for the method to be done in this planning using a combination of preloading and PVD methods to accelerate the process of land degradation. Based on the planning result, the total height of embankment (preloading) is 3.5 m and the planning time lasted 4 months. Soft soil improvement is done up to 25 m depth with PVD design using triangle pattern and space 1.3 m. The 95% consolidation decrease due to the load of embankment caused the soil to fall as deep as 1,928 m. In this planning use modeling Plaxis 8.6 2D and the resulting yield of soil is 1,990 m. Wilayah pesisir pantai utara Jawa seperti daerah Gresik dan sekitarnya mempunyai struktur tanah berupa alluvium yang terdiri dari batu kerikil/koral, pasir, tanah lempung dan pecahan kulit kerang. Kondisi tanah dasar yang cukup lunak menyebabkan terjadinya penurunan tanah (settlement). Adanya kebutuhan konstruksi yang semakin pesat menyebabkan wilayah perkotaan menjadi semakin sedikit untuk dijadikan lahan pembangunan. Hal ini mengharuskan dilakukannya upaya perbaikan tanah lunak agar bisa dijadikan lahan bangunan nantinya. Adapun pada metode yang akan dilakukan pada perencanaan ini menggunakan kombinasi metode preloading dan PVD untuk mempercepat proses penurunan tanah. Berdasarkan hasil perencanaan didapatkan total tinggi timbunan (preloading) adalah 3,5 m dan waktu perencanaan berlangsung 4 bulan. Perbaikan tanah lunak dilakukan sampai dengan kedalaman 25 m dengan desain PVD menggunakan pola segitiga dan spasi 1,3 m. Penurunan konsolidasi 95% akibat beban timbunan menyebabkan tanah turun sedalam 1,928 m. Pada perencanaan ini menggunakan pemodelan Plaxis 8.6 2D dan hasil penurunan tanah yang dihasilkan adalah sedalam 1,990 m.
FLY ASH AS FILLER USED FOR CHARACTERISTICS OF MARSHALL ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC) Muhammad Sadillah; M. Zainul Arifin; Achmad Wicaksono
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.585 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.6425

Abstract

In an effort to increase the strength of mixed asphalt concrete structure ( AC-WC ) in addition to the use of hot asphalt mixture with new specification, the selection of material type used is very important. In addition to asphalt, both coarse and fine aggregates and fillers are one component in a pavement construction that has a large role. Therefore further research is needed on the influence of temperature variation and percentage of filler fly ash to the modulus of r esilien which is good so that it can be applied and able to overcome the damages. In this research is divided into 3 (three) stages namely (1) the selection of materials; (2) the preparation of the specimen; (3) research and data analysis. Asphalt concrete mixed test (AC-WC) showed that Asphalt Optimum (KAO) content with 5.5% asphalt content with VIM value of 3.70%, VMA of 19.00%, Stability of 1,152.93 kg, Flow of 2.78 mm and MQ of 417.39 kg/mm. The result of mixed asphalt concrete (AC-WC) asphalt with filler fly ash test showed that the optimum mixture content was 7% filler content with VIM value 4,21%, VMA 19,21%, Stability 1326.10 kg, Flow of 3.69 mm and MQ of 360.13 kg/mm. Dalam upaya meningkatkan kekuatan struktur campuran beton aspal lapisan aus (AC-WC) selain perlu adanya penggunaan campuran beraspal panas dengan spesifikasi baru, pemilihan jenis material yang digunakan adalah sangat penting. Selain aspal, agregat baik kasar maupun halus serta filler adalah salah satu komponen dalam suatu konstruksi perkerasan jalan yang mempunyai peranan besar. Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh variasi temperatur dan prosentase filler fly ash terhadap modulus resilien yang baik sehingga dapat diterapkan dan mampu mengatasi kerusakan-kerusakan. Dalam penelitian ini terbagi dalam 3 (tiga) tahapan yaitu (1) tahapan pemilihan bahan; (2) tahap persiapan benda uji; (3) tahap penelitian dan analisis data. Hasil pengujian campuran aspal beton lapis aus (AC-WC) menunjukan bahwa Kadar Aspal Optimum (KAO) yaitu dengan kadar aspal 5,5% dengan nilai VIM sebesar 3.70%, VMA sebesar 19,00%, Stabilitas sebesar 1.152,93 Kg, Flow sebesar 2,78 mm dan MQ sebesar 417,39 Kg/mm. Hasil pengujian campuran aspal beton lapis aus (AC-WC) dengan penggantian filller fly ash menunjukan bahwa kadar campuran optimum yaitu dengan kadar filler 7% dengan nilai VIM sebesar 4,21%, VMA sebesar 19,21%, Stabilitas sebesar 1326.10 Kg, Flow sebesar 3,69 mm dan MQ sebesar 360.13 Kg/m.
EVALUATION OF MODIFICATED STEEL SCAFFOLD APPLICATION AS A TEMPORARY SUPPORT FOR THE TRANSFER BEAM COLUMN STRUCTURE (CASE STUDY : TUNJUNGAN PLAZA 6 PROJECT IN SURABAYA) Herdhyasmara Rizki Nugraha; Syamsul Arifin; Winda Tri Wahyuningtyas
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1862.404 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.6890

Abstract

Scaffolding is one of the important components in the concrete job. Its role of supporting the work of concrete, the structure of scaffold should be taken into account appropriately. Failure in planning of the scaffold will result disturb on a concrete job. Along with the development of the times, the construction services company developed a method in the work of the scaffolding. One example that is replace the scaffolding with steel profiles. The purpose of the advent of modificated steel scaffold is to allow the structure of the scaffold to be able to sustain a larger burden compared with the structure of the scaffolding. Behind the goals to be achieved, there is the risk that may occur. For example, swelling costs resulting from the use of steel profiles for the components of the structure of the scaffold. Therefore, must to be evaluated so as to achieve greater efficiency in terms of steel profile dimensions as well as the cost product of use modificated steel scaffold. Modificated steel scaffold in Tunjungan Plaza 6 projects were used to shore up the structure Transfer Beam named megatruss. From the results of this research obtained efficiency of steel profile dimensions for the scaffold structure. So obtained also the efficiency to cost product the use of scaffolding megatruss is equal of 20,05%. Perancah merupakan komponen penting dalam pekerjaan beton sehingga struktur harus diperhitungkan dengan tepat. Kegagalan dalam perencanaan perancah akan berakibat pada kegagalan struktur saat pekerjaan beton. Saat ini perusahaan jasa konstruksi mengembangkan metode dalam pekerjaan perancah, salah satu contohnya yaitu mengganti struktur perancah (scaffolding) dengan perancah dari profil baja. Tujuan munculnya perancah baja modifikasi ini adalah untuk memungkinkan struktur perancah untuk dapat menopang beban yang lebih besar dibandingkan dengan struktur perancah (scaffolding) pada umumnya. Dampak dari perubahan perancah berakibat pada pembengkakan biaya akibat dari penggunaan profil baja. Oleh sebab tersebut, maka perlunya dilakukan evaluasi agar tercapainya efisiensi dari segi dimensi profil bajanya serta biaya produksi dari penggunaan perancah baja modifikasi. Perancah baja modifikasi pada proyek Tunjungan Plaza 6 Surabaya yang digunakan untuk menopang struktur Transfer Beam Column diberi nama megatruss. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa diperoleh efisiensi dimensi profil baja untuk struktur perancah tersebut. Sehingga diperoleh pula efisiensi untuk biaya produksi (cost product) penggunaan perancah megatruss yaitu sebesar 20,05%.
PASSENGER CAR EQUIVALENT AT SIGNALIZED INTERSECTIONS WITH COUNTDOWN TIMER IN MALANG CITY Dikka Anggoro; Harnen Sulistio; Achmad Wicaksono; Sonya Sulistyono
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.617 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.6441

Abstract

Passenger car equivalents (PCE) is used in highway capacity analysis to convert a mixed vehicle flow into an equvalent passenger car flow. PCE value for a vehicle is not constant but varies with traffic and roadway conditions arround. In this study, PCE for motorcycle, light vehicle and heavy vehicle were developed at signalized intersection on saturation condition with and without countdown timer (CDT) in Malang City and to evaluate the value of analysis pcu and MKJI 1997 pcu. PCE data were collected at five intersection; Ciliwung, Dieng, BCA, L.A. Sucipto and Rampal intersection. A digital video camera was utilized for data collection and linier regresion method was used to calculate the PCE values. The analysis result shows for the average pcu value for the type of motorcycle (MC) at countdown timer on and off condition is 0,294 and 0,293. As for the types of heavy vehicles (HV) at countdown timer on and off conditions are 1.565 and 1.507. While to evaluate the pcu value, there is a significant difference between the value of pcu analysis results with the value of MKJI 1997 with a level of confidence in the significance of 95%. For percentage of motorcylce type (MC) if the percentage value of 75% the pcu value will increase. While for heavy vehicle type (HV) if the percentage is above 1.5% then the value of emp will increase because HV type has big dimension. Ekivalensi mobil penumpang (emp) digunakan untuk analisis kapasitas jalan. Nilai emp untuk kendaraan tidaklah konstan atau sama tetapi memiliki nilai yang bervariasi. Pada penelitian ini mencari nilai emp untuk jenis kendaraan sepeda motor (MC) dan kendaraan berat (HV) pada simpang bersinyal pada kondisi jenuh dengan menggunakan countdown timer (CDT) pada kondisi on dan off. Data nilai emp dikumpulkan pada lima simpang di Kota Malang; Simpang Ciliwung, Dieng, BCA, L.A. Sucipto dan Rampal. Video kamera digunakan untuk merekam dan pengumpulan data dan untuk menghitung nilai emp menggunakan metode regresi linier. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai rata-rata untuk sepeda motor pada kondisi CDT on dan off ialah 0,294 dan 0,293. Sedangkan untuk kendaraan berat (HV) untuk kondisi CDT on dan off ialah 1,565 dan 1,507. Sedangkan untuk evaluasi nilai emp terdapat perbedaan yang signifikan diantara nilai emp hasil analisis dengan nilai emp MKJI 1997 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Untuk persentase jenis MC, apabila persen kendaraan bermotor meningkat sebesar 75% maka nilai empnya akan meningkat. Sedangkan untuk HV, apabila persen kendaraan berat (HV) meningkat sebesar 1,5% maka nilai empnya akan meningkat dikarenakan dimensi yang besar.
EXPANSIVE SOILS STABILIZATION WITH ADDITIONAL SAND (CASE STUDY : JATILUHUR HAMLET, GLGAH AGUNG VILLAGE, PURWOHARJO SUB-DISTRICT, BANYUWANGI DISTRICT) Muhammad Ari Ridwansyah; Mokhamad Farid Ma'ruf; Paksitya Purnama Putra
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.427 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.7807

Abstract

Expansive soil is one of the global problems in the field of construction. In the United States, the estimated cost of damage to buildings and infrastructure due to expansive soils reaches $ 15 million per year (Far & Flint, 2016). While in the hamlet Jatiluhur, Glagahagung village, District Purwoharjo, Banyuwangi district expansive soils much damage the walls and floors of residences. Damage caused by this type of soil has high shrunken properties. In order to reduce these properties stabilization needs to be done. Stabilization in this research uses sand as the stabilizer. The addition of sand aims to reduce the ratio of clay cohesion properties, increase density values, reduce the potential for soil development and reduce soil permeability. The sand content used for stabilization is 15%, 20%, 25%, 30% and 35%. From the test results obtained the original soil has a liquid limit of 90.86%, plastic limit of 36.97% and plasticity index of 53.89%. Under the USCS classification system, the original soil belongs to the category of high plastic clay soil. From several classifications of the expansive soil development potential, the original soil is included in the ground with a high level of development. While the result of mixed soil testing is found that the greater the level of sand can reduce the properties of plasticity, moisture content, and soil development. Tanah ekspansif di desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi banyak merusak dinding dan lantai rumah warga. Kerusakan diakibatkan karena tanah jenis ini memiliki sifat kembang susut tinggi. Guna mengurangi sifat tersebut perlu dilakukan stabilisasi. Stabilisasi dalam penelitian ini menggunakan pasir sebagai stabilitator. Penambahan pasir bertujuan untuk mengurangi rasio sifat kohesi lempung, meningkatkan nilai kepadatan, mengurangi potensi pengembangan tanah dan menurunkan permeabilitas tanah. Kadar pasir yang digunakan untuk stabilisasi sebesar 15%, 20%, 25%, 30% dan 35%. Dari hasil pengujian didapat tanah asli memiliki batas cair sebesar 90,86%, batas plastis sebesar 36,97% dan indeks plastisitas sebesar 53,89%. Berdasarkan sistem klasifikasi USCS, tanah asli termasuk dalam kategori tanah lempung plastisitas tinggi. Dari beberapa klasifikasi mengenai potensi pengembangan tanah ekspansif, tanah asli termasuk ke dalam tanah dengan tingkat pengembangan tinggi. Sedangkan hasil dari pengujian tanah campuran didapatkan bahwa semakin besar kadar pasir dapat mengurangi sifat plastisitas, kadar air, dan pengembangan tanah.
RELATIONSHIP BETWEEN ROAD AND OPERATIONAL COST OF VEHICLES ON JEMBER COLLECTOR URBAN STREET Agustina Tri Lestari; Akhmad Hasanuddin; Willy Kriswardhana
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1717.447 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.7583

Abstract

Assessment of operational costs of vehicles using the method of Pacific Consultant International (PCI). The research was conducted on 6 collector road segments in Jember Regency which was improved in 2013-2015. From result of analysis of operational cost of vehicle in year 2016 and year 2018 got equation Y = 0,3315xଶ - 65,339x + 6199,1 where y is BOK value and x is PCI value. From the equation is known value of coefficient of determination (R ଶ ) = 0,8061 which means success rate in this regression method is 0,8061 (regression model is said good if value R ଶ approach one). In 2016 and 2018 there is a difference in the value of road damage conditions (PCI values). Differences in the value of BOK in 2016 and 2018 on Dr. Soebandi 1 = Rp. 487.69 / km, on the Dr. Soebandi 2 = Rp. -146,7 / km, on Sarangan 1 = Rp. 1327.68 / km, on Sarangan 2 = Rp.-1.99 / km, on Cempaka = Rp. 2827,41 / km, on Tapaksiring = Rp. 1228.02 / km, on Yos Sudarso 1 = Rp. 808,7 / km, on Yos Sudarso 2 = Rp. -2.48 / km, on Wolter Monginsidi 1 = Rp. 544.48 / km, and on Wolter Monginsidi 2 = Rp. -0.23 / km. Jalan adalah prasarana transportasi umum yang sering digunakan oleh masyarakat. Kondisi jalan yang mengalami kerusakan akan mempengaruhi kecepatan kendaraan yang melintasinya. Dimana kecepatan nantinya akan mempengaruhi biaya operasional kendaraan. Penilaian biaya operasional kendaran menggunakan metode Pacific Consultant International (PCI). Penelitian dilakukan pada 6 ruas jalan kolektor di Kabupaten Jember yang diperbaiki tahun 2013-2015. Dari hasil analisis biaya operasional kendaraan didapatkan persamaan Y = 0,3315– 65,339x + 6199,1 dimana y adalah nilai BOK dan x adalah nilai PCI. Dari persamaan tersebut diketahui nilai koefisien determinasi ()= 0,8061 yang artinya tingkat keberhasilan dalam metode regresi ini adalah 0,8061 (model regresi dikatakan baik apabila nilai mendekati satu). Pada tahun 2016 dan tahun 2018 terdapat perbedaan pada nilai kondisi kerusakan jalan (nilai PCI). Perbedaan nilai BOK tahun 2016 dan 2018 pada ruas jalan Dr. Soebandi 1 = Rp. 487,69/km, pada ruas jalan Dr. Soebandi 2 = Rp. -146,7/km, pada ruas jalan Sarangan 1 = Rp. 1327,68/km, pada ruas jalan Sarangan 2 = Rp.-1,99/km, pada ruas jalan Cempaka = Rp. 2827,41/km, pada ruas jalan Tapaksiring = Rp. 1228,02/km, pada ruas jalan Yos Sudarso 1 = Rp. 808,7/km, pada ruas jalan Yos Sudarso 2 = Rp. -2,48/km, pada ruas jalan Wolter Monginsidi 1 = Rp. 544,48/km, dan pada ruas jalan Wolter Monginsidi 2 = Rp. -0,23/km.
THE EFFECT OF ADDITIONAL BANANA STEMS FIBER POWDER ON CHARACTERISTICS OF PHYSICAL ASPHALT PROPERTIES Desi Widianty; IDM Alit Karyawan; Ratna Yuniarti
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 2 No 01 (2018): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.979 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v2i01.5883

Abstract

Asphalt is a pavement material that works as an aggregate binder and filler Natural polymer in the form of cellulose from banana stem leaves has the potential to be used as an alternative material added on asphalt to increase the quality of asphalt itself. The reason for the use of cellulose from banana stem is because it is easy to get and can reduce waste of banana stem. The design of the specimens used pure asphalt pen 60/70 mixed with banana stems fiber powder. Percentage of additive material were 0%; 0.1%; 0.2%; 0.3%; and 0.4% of the asphalt weight. The specimens made for each physical asphalt test were three samples. The results of the analysis and discussion found that the additional banana stems fiber powder on the pure asphalt produced an increase in physical characteristics of asphalt. The optimal percentage of adding banana stems fiber powder was obtained at 0.1% percentage since all test values fulfilled the 60/70 asphalt requirement. The additional banana stems fiber powder of 0.1% resulted in a decrease in penetration value from 70.7 (0.1 mm) to 67.4 (0.1 mm), ductility value from 146 cm to 102.3 cm, weight loss from 0 , 14% to 0.09%, and the specific gravity from 1.042 to 1.037. The additional banana stems fiber powder with asphalt resulted in an increase of softening point from 44.2 º C to 44.7 º C, the viscosity value from 300.99 cst to 320.80 cst. Aspal merupakan bahan perkerasan jalan sebagai bahan pengikat dan pengisi antar agregat, sehingga aspal harus memiliki kemampuan dalam mempertahankan sifat fisiknya terhadap kelenturan dan kelekatannya. Polimer alam berupa selulosa dari pelepah batang pisang memiliki potensi dijadikan alternatif bahan tambah pada aspal untuk meningkatnya kualitas dari aspal. Pertimbangan penggunaan selulosa dari batang pisang dikarenakan mudah didapatkan dan dapat mengurangi limbah batang pisang dan menjadi bahan yang bermanfaat. Metode yang dilakukan untuk membuat aspal jenis baru ini dengan mempersiapkan bahan tambah berupa pelepah batang pisang menjadi serbuk serat. Rancangan benda uji menggunakan aspal murni pen 60/70 yang dicampur dengan bahan aditif dari serbuk serat pelepah batang pisang. Prosentase bahan tambah sebesar 0%; 0,1%; 0,2%; 0,3%; dan 0,4% dari berat aspal. Benda uji dibuat masing–masing sebanyak tiga sampel untuk setiap pengujian sifat fisik aspal. Hasil analisis dan pembahasan didapatkan bahwa penambahan serbuk serat batang pisang pada aspal murni menghasilkan peningkatan terhadap karakteristik sifat fisik aspal. Prosentase optimal penambahan serat batang pisang didapat pada prosentase 0,1%, karena semua nilai pengujian memenuhi persyaratan aspal 60/70. Penambahan serbuk serat batang pisang sebesar 0,1% mengakibatkan penurunan nilai penetrasi dari 70,7 (0,1 mm) menjadi 67,4 (0,1 mm), nilai daktilitas dari 146 cm menjadi 102,3 cm, kehilangan berat dari 0,14% menjadi 0,09%, dan berat jenis dari 1,042 menjadi 1,037. Penambahan serbuk serat batang pisang dengan aspal mengakibatkan kenaikan titik lembek dari 44,2ºC menjadi 44,7ºC, nilai viskositas dari 300,99 cst menjadi 320,80 cst. Penambahan serbuk serat batang pisang pada aspal mengakibatkan penurunan nilai penetrasi dan nilai daktilitas serta meningkatkan nilai titik lembek aspal sehingga aspal lebih tahan pada temperatur yang lebih tinggi.

Page 1 of 1 | Total Record : 10